Pencegahan Penularan Penyakit dari Ibu ke Bayi

oleh : Ns. Lenny Widjaja, SKep dan dr. Ekarini A, SpOG (K)

PENCEGAHAN Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) adalah kegiatan yang komprehensif, dari pelayanan, pencegahan, terapi, dan perawatan, untuk ibu hamil dan bayinya, selama masa kehamilan, persalinan, dan sesudahnya.

Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya merupakan inti dari PPIA. Intervensi yang dilakukan berupa: pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif, layanan testing dan konseling, pemberian obat antiretrovirus (ARV), konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta pemberian makanan bayi, dan persalinan yang aman.

Pada ibu hamil, HIV merupakan ancaman bagi keselamatan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya, karena penularan terjadi dari ibu ke bayi. Lebih dari 90 persen penularan HIV pada anak didapat vertikal akibat transmisi dari ibu ke bayi. Mayoritas ditemukan pada anak di bawah 5 tahun.

Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi terjadi pada kehamilan 5-10 persen, persalinan 10-15 persen, dan pasca-persalinan 5-20 persen (De Cock dkk, 2000). Menurut data Pusdatin 2017, prevalensi infeksi HIV, sifilis dan hepatitis B pada ibu hamil berturut-turut 0,3 persen, 1,7 persen, dan 2,5 persen. Risiko penularan dari ibu ke anak, untuk sifilis adalah 69-80 persen dan untuk hepatitis B lebih dari 90 persen.

Jumlah kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Indonesia periode Januari-Mei 2018 sebanyak 12.578 penderita, sedangkan kasus acquired immuno deficiency syndrome (AIDS) sebanyak 3.448 kasus (Pusdatin Kemenkes RI, 2018).

Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan, 75 persen penderita AIDS di Indonesia terinfeksi HIV saat masih berusia remaja. Setiap 25 menit, di Indonesia terdapat 1 orang terinfeksi HIV, yaitu 1 dari setiap 5 orang yang terinfeksi berusia di bawah usia 25 tahun.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017 tentang 3E (Triple Eliminasi): pemeriksaan pada setiap ibu hamil terhadap HIV, sifilis, dan hepatitis B yang merupakan salah satu bukti komitmen negara Indonesia terhadap masalah ini dengan tujuan penurunan angka infeksi baru pada bayi baru lahir sehingga terjadi pemutusan mata rantai penularan dari ibu ke anak.

Syarat pelaksanaan PPIA seperti yang diharapkan pemerintah telah dilaksanakan di RS St. Carolus dengan dilaksanakan pemeriksaan skrining 3E pada saat ibu hamil datang pertama kali ke rumah sakit untuk periksa kehamilannya (Ante Natal Care/ANC). Support dan konseling keteraturan minum obat serta pemeriksaan viral load pada ibu hamil dengan HIV positif pada kehamilan 34-36 minggu dilakukan untuk menentukan cara persalinan dan pemberian makanan pada bayi. Konseling makanan pada bayi yang dikandung dari ibu menderita HIV bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa mix feeding/makanan  campuran atau bila diberikan susu formula memperhatikan Prinsip AFASS, yaitu  acceptable (diterima), feasible (terlaksanakan), affordable (terjangkau), sustainable (berkelanjutan), dan safe (aman).

Pemberian profilaksis pengobatan pada bayi baru lahir juga dilakukan sebelum bayi berumur 12 jam. Pemeriksaan pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif dilakukan pada umur 6 minggu dengan melakukan EID (Early Infant Diagnosis). Semua pelayanan untuk ibu hamil ini dilakukan secara terintegrasi  dari Unit Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat, Kamar Bersalin, Unit Perinatal dan Unit Nifas di RS St. Carolus sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi yang turut berperan serta menyukseskan program WHO tentang penghapusan penularan HIV dari ibu ke anak, hepatitis B, dan sifilis di Asia dan Pasifik tahun 2018-2030.

Kami harap Anda sehat senantiasa.

Dapatkan info kesehatan RS St. Carolus di Harian KOMPAS setiap hari Minggu

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.