Vaksin Hepatitis B

Oleh: dr. Hendra Koncoro, SpPD

HEPATITIS B adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersamaan, hubungan seksual, dan oleh ibu ke anaknya. Beberapa gejala klinis yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini adalah demam, kuning, nyeri perut, mual, dan muntah.

Menurut Riskesdas, 7,1 persen dari populasi di Indonesia mengidap penyakit Hepatitis B. Jumlah ini sudah jauh berkurang sejak diberlakukannya vaksinasi wajib Hepatitis B dan deteksi dini Hepatitis B pada masa kehamilan, yaitu sebesar 9,4 persen. Hepatitis B dapat berlangsung selama hanya beberapa minggu hingga menjadi penyakit kronis yang serius. Penyakit Hepatitis B kronis dapat mengakibatkan komplikasi seperti sirosis dan kanker hati. Pasien dengan Hepatitis B yang menahun dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain meskipun sedang tidak bergejala. Oleh karena itu, pencegahan penularan sangatlah penting bagi penyakit ini.

Salah satu cara untuk mencegah penularan penyakit Hepatitis B adalah dengan melakukan vaksinasi. Jenis vaksinasi Hepatitis B yang tersedia adalah vaksin rekombinan. Vaksin tersebut berisi salah satu subunit dari DNA virus, yaitu HBsAg, yang dapat merangsang pembentukan antibodi terhadap virus Hepatitis B. Oleh karena vaksin ini tidak berisi virus yang masih hidup maupun dilemahkan, maka tidak terdapat kemungkinan untuk mendapatkan penyakit Hepatitis B melalui vaksin. Pemberian vaksinasi Hepatitis B dapat memberikan perlindungan terhadap Hepatitis B selama 20 tahun hingga seumur hidup dengan efikasi hingga 95 persen.

Di Indonesia, terdapat program vaksin nasional Hepatitis B yang diberikan sebanyak empat kali: saat bayi baru lahir, lalu dilanjutkan saat usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin Hepatitis B juga wajib diberikan pada anak-anak dan remaja dibawah usia 19 tahun yang belum pernah mendapatkan vaksin sebelumnya. Vaksin juga dapat diberikan kepada orang dewasa dimana terjadi peningkatkan risiko tertular penyakit, yaitu:

1. Orang-orang yang pasangannya menderita Hepatitis B

2.  Orang yang aktif secara seksual dan terlibat hubungan dengan lebih dari satu pasangan

3.  Orang yang sedang diperiksa atau sedang mendapatkan penyakit menular seksual

4. Lelaki yang melakukan kontak seksual dengan lelaki lain

5.  Orang-orang yang berbagi jarum suntik atau peralatan injeksi obatobatan lainnya

6.  Petugas kesehatan dan keselamatan publik yang berisiko tinggi terpapar cairan tubuh

7.  Penghuni dan petugas prasarana orang-orang yang memiliki kecacatan perkembangan mental

8. Orang-orang yang berada di Lembaga Permasyarakatan

9. Para korban kekerasan atau pelecehan seksual

10.  Para wisatawan yang berkunjung ke daerah dengan tingkat Hepatitis B yang tinggi

11.  Orang-orang dengan penyakit hati menahun, penyakit ginjal, infeksi HIV, atau terkena diabetes

12.  Siapapun yang ingin terlindung dari Hepatitis B.

Setiap pemberian obat memiliki risiko efek samping tertentu. Beberapa efek samping yang sering ditemukan dari pemberian vaksin Hepatitis B adalah luka dan nyeri bahu pada lokasi suntikan dan demam. Salah satu efek samping yang berat adalah reaksi alergi yang parah dan dapat terjadi dalam hitungan menit hingga jam setelah dilakukan vaksinasi. Namun, kasus ini sangat jarang terjadi, hanya 1 dari sejuta vaksin Hepatitis B yang dilakukan. Kami harap Anda sehat senantiasa.
 

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.