Mengenal Lebih Jauh Gangguan Bipolar (Bagian 2)

oleh : dr. Yenny Sinambela, SpKJ

GANGGUAN bipolar menurut The American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual  IV- text revised (DSM IV- TR) dapat dibagi ke dalam empat tipe yang terdiri atas gangguan bipolar tipe I, gangguan bipolar tipe II, gangguan siklotimia dan gangguan bipolar yang tidak dapat dispesifikasikan(NOS).

Adapun gangguan bipolar tipe I ditandai dengan fase mania berupa kegembiraan dan kesenangan yang sangat berlebihan, aktivitas yang menggebu-gebu, terlalu banyak bicara sampai penurunan kebutuhan tidur. Saat fase mania ini keputusan yang diambil kadang tidak rasional, seperti menghabiskan uang dan membeli benda-benda yang sebetulnya tidak diperlukan. Fase mania berlangsung biasanya dalam satu minggu atau lebih. Hal ini bisa diikuti dengan fase depresi.

Sementara itu, gangguan bipolar tipe II tidak mengalami  mania, tetapi mengalami hipomania dan setidaknya mengalami satu fase depresi berat berupa kesedihan yang berlebihan, di mana penderita mengalami kecenderungan kelelahan yang berlebihan, rendahnya semangat dan energi, putus asa, mengalami gangguan tidur dan adanya serangan kantuk yang tiba- tiba.

Di luar kedua tipe tersebut, ada juga tipe lainnya yaitu tipe siklotimia. Siklotimia merupakan bentuk ringan dari  gangguan bipolar yang berlangsung di atas 2 tahun. Di mana sepertiga penderita siklotimia ini akan berkembang menjadi gangguan bipolar tipe I atau tipe II. Ada juga gangguan bipolar yang di luar semua tipe yang telah diuraikan yang disebut dengan gangguan bipolar yang tidak dapat dispesifikasikan (NOS).

Gejala gangguan bipolar

Setiap orang yang mengalami gangguan bipolar mengalami gejala gangguan bervariasi dan berbeda  antara satu orang dan lainnya. Pada sebagian orang, masalah timbul ketika dalam kondisi mania, pada orang lain masalah timbul pada kondisi depresi. Kadang-kadang gejala mania dan depresi muncul bersamaan (campuran).

Pada kondisi mania, beberapa gejala yang muncul antara lain gembira berlebihan; percaya diri berlebihan; poor judgment (kemampuan menilai menjadi jelek); bicara cepat; racing thoughts (pikiran saling berkejar-kejaran); perilaku agresif; agitasi atau iritasi; kegiatan fisik meningkat; perilaku yang berbahaya; tidak mampu mengelola uang, mengeluarkan uang tanpa perhitungan; meningkatnya dorongan untuk berprestasi atau mencapai tujuan; meningkatnya dorongan seksual; berkurangnya dorongan untuk tidur, tidak merasa mengantuk; gampang terganggu konsentrasi; berlebihan dalam mengonsumsi alkohol atau obat-obatan; sering bolos sekolah atau kerja; mempunyai waham atau keluar dari realitas; dan prestasi kerja atau sekolah menurun.

Pada kondisi depresi, gejala yang muncul antara lain kesedihan; merasa tanpa harapan; keinginan atau tindakan bunuh diri; anxiety (kecemasan); perasaan bersalah; gangguan tidur; nafsu makan menurun atau bahkan naik; merasa lelah berlebihan; hilangnya minat pada kegiatan yang dulu dinilainya menarik/menyenangkan; sulit berkonsentrasi; mudah tersinggung; rasa nyeri kronis tanpa alasan yang jelas; sering mangkir sekolah/kerja; dan prestasi rendah di sekolah atau tempat kerja.

Pada penderita bipolar dengan gejala mania atau depresi berat, sering muncul gejala psikosis yaitu pemikiran yang tidak berdasarkan realita. Gejalanya bisa berupa halusinasi (suara atau penglihatan) dan delusi (percaya sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. (bersambung)

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.