Vaksinasi pada Kelompok Rentan: Penyintas Autoimun (Bagian 1)

Oleh: dr. Cindy, MBiomed, SpPD dan dr. Faisal Parlindungan, MKed(PD), SpPD K-R

SAHABAT sehat, kondisi pandemi telah membawa kita kepada banyak hal baru yang diiringi dengan arus informasi yang sedemikian cepatnya. Tidak terbantahkan bahwa isu vaksin dan autoimun terkait kondisi tersebut menjadi hal yang sering diperbincangkan dengan kontroversinya.

Penyakit autoimun merupakan kelompok penyakit yang didasari oleh adanya disregulasi atau kekacauan pengaturan pada sistem imun (sistem kekebalan tubuh). Cakupan definisi tersebut amatlah luas, meliputi penyakit autoimun sistemik (mengenai beberapa sistem organ) yang dikenal juga sebagai penyakit reumatik autoimun, seperti lupus, artritis reumatoid, sjogren, skleroderma, hingga penyakit autoimun organ spesifik yang mengenai satu sistem organ seperti penyakit grave, vitiligo, hepatitis autoimun, dan masih banyak lagi.

Menilik dari definisi tersebut, dengan adanya gangguan pengaturan dari sistem imun maka sudah jelas bahwa para penyintas autoimun merupakan kelompok yang rentan terkena infeksi. Di samping itu, untuk mencegah supaya sistem imun tidak kacau, pada umumnya para penyintas autoimun menjalani pengobatan Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARD) atau imunosupresan yang bersifat menekan sistem imun sehingga memiliki juga peningkatan risiko terkena infeksi akibat efek dari obat-obatan tersebut.

Bagaimana dengan risiko infeksi Covid-19 pada penyintas autoimun? Beberapa penelitian yang dilakukan oleh American College of Rheumatology (ACR) dan Asia Pacific League of Associations for Rheumatology (APLAR) menunjukkan bahwa populasi penyintas reumatik autoimun memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 dibandingkan populasi umum. Penelitian di Denmark yang dilakukan pada tahun 2020 menyatakan bahwa penyintas reumatik autoimun memiliki risiko 1,46 kali lebih tinggi untuk mengalami infeksi Covid-19 dibandingkan dengan populasi umum. Hasil penelitian di Kanada yang juga dilakukan pada tahun 2020 memaparkan data berupa risiko perburukan gejala Covid-19 sehingga membutuhkan rawat inap 37 persen lebih tinggi pada penyintas reumatik autoimun dibandingkan dengan populasi umum. Sejalan dengan itu, penelitian di Amerika juga menemukan bahwa penyintas reumatik autoimun merniliki gejala Covid-19 lebih berat, terdapat peningkatan risiko rawat inap, dan penurunan angka kesembuhan.

Penyintas autoimun harus bersahabat dengan kondisinya dan mengupayakan terjadinya remisi/kondisi stabil. Para penyintas dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, melaksanakan protokol kesehatan (6M) dengan baik, dan tetap rutin berobat dan berkonsultasi pada dokter yang selama ini mengelola penyakitnya. Salah satu dari prokes 6M tersebut adalah melaksanakan vaksinasi Covid-19. Tentunya vaksinasi pada penyintas autoimun tidak terbatas pada vaksinasi Covid-19. Namun, pada ulasan ini akan difokuskan pada pembahasan terkait vaksinasi Covid-19 bagi penyintas autoimun. (bersambung)

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.