Waspada Penyakit Kulit Saat Banjir

dr. Putu Siska Virgayanti, SpKK

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di berbagai belahan dunia. Banjir dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan sistem organ, termasuk kulit. Kulit merupakan organ terbesar pada sistem organ manusia.

Tempark dkk (International Journal Of Dermatology, 2013) membagi penyakit kulit terkait banjir dalam empat kategori, yakni dermatitis kontak iritan, infeksi kulit (bakteri dan jamur), penyakit kulit akibat trauma, dan penyakit kulit lainnya.

Pertama, dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan terjadi akibat masuknya zat kimia atau bahan iritan ke dalam kulit yang menyebabkan kerusakan dan peradangan kulit. Bahan iritan ini dapat meliputi deterjen, pestisida, dan zat kimia lain yang terbawa air saat banjir. Dermatitis kontak iritan sering terjadi pada bagian kaki dan tangan yang ditandai dengan bercak kemerahan pada area yang terpajan bahan iritan disertai rasa panas, terbakar, dan gatal. Berat ringannya dermatitis kontak ini juga dipengaruhi lamanya kulit terendam dalam air. Semakin lama terendam, maka kerusakan kulit semakin berat. Bila tidak ditangani dengan baik, keadaan ini dapat menyebabkan masuknya infeksi bakteri atau jamur.

Menghindari pajanan terhadap bahan iritasi adalah pencegahan yang utama. Gunakanlah pakaian yang dapat menutup kulit dengan baik dan jaga kulit untuk tetap kering. Penggunaan salep kortikosteroid dan penanganan infeksi sekunder menjadi pilihan terapi untuk mengatasi dermatitis kontak iritan ini.

Kedua, infeksi kulit. Lamanya kulit terendam air dapat menyebabkan infeksi jamur terutama pada sela-sela jari kaki yang ditandai dengan hadangan bercak kemerahan, maserasi, dan rasa gatal. Untuk menghindari infeksi jamur, selalu jaga kondisi kulit untuk tetap kering. Pemberian obat antijamur harus diberikan secara tepat mengingat indikasi obat anti jamur yang berbeda-beda. Selain itu, infeksi bakteri dapat terjadi yang ditandai dengan luka bernanah disertai kemerahan di sekitarnya. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi kulit ini adalah kuman Streptococcal pyogenes dan Staphylococcal aureus. Perawatan luka infeksi harus dilakukan secara tepat dengan antibiotik terutama pada pasien dengan gangguan sistem imun, seperti diabetes mellitus, keganasan, usia bayi dan usia lanjut.

Ketiga, penyakit kulit akibat trauma. Saat banjir banyak benda yang terhanyut dan melukai tubuh seseorang. Trauma/luka yang terjadi dapat berupa luka lecet, luka tusuk, dan luka memar. Penanganan trauma yang tepat harus dilakukan dengan tepat dan sesegera mungkin untuk menghindari infeksi sekunder yang sering terjadi.

Keempat, penyakit kulit lainnya. Penyakit kulit lainnya yang sering muncul biasanya disebabkan gigitan serangga yang ditandai dengan bintik kemerahan gatal di bagian tubuh terutama lengan, tungkai bawah, dan kaki. Gigitan serangga yang sering dilaporkan adalah gigitan nyamuk, semut, ataupun lipan. Pencegahan dengan menggunakan repellan nyamuk dapat dilakukan untuk meminimalkan gigitan nyamuk.

Banjir sering kali menyebabkan kecemasan dan stres tersendiri sehingga dapat memicu atau memperberat penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya. Penyakit kulit terkait psiko-emosi seperti dermatitis atopik, psoriasis, neurodermatitis, alopecia areata dan vitiligo dapat muncul setelah bencana banjir dan mengganggu kualitas hidup.

Tidak ada hal lebih baik yang dapat dilakukan selain mencegah banjir itu sendiri. Mari, kita jaga lingkungan tetap bersih dengan selalu membuang sampah pada tempatnya dan menanam lebih banyak pepohonan. Ayo, jaga bumi kita. Semoga Anda senantiasa sehat.

Layer_1(11)
Reservasi
Layer_1(11)
Reservasi

You cannot copy content of this page

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Halo Sahabat Sehat Carolus 🥰

Terima kasih atas kepercayaannya terhadap RS St. Carolus. Kami selalu berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang berkualitas, dokter & tenaga medis profesional serta, fasilitas lengkap & canggih.